PERCOBAAN
VI
IDENTIFIKASI
MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN
I.
TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu
mengidentifikasi minyak lemak, lemak, dan lilin, secara fisika dan kimia
terutama untuk minyak lemak, lemak, dan lilin yang sering digunakan dalam
bidang farmasi.
II.
DASAR TEORI
Senyawa organik lipid adalah senyawa
yang heterogen dari jaringan. Pada dasarnya kelarutannya adalah dalam pelarut
lemak, misalnya eter. Pada komponen-komponen dari lipid dapat dipisahkan dengan
perbedaan kelarutannya dalam pelarut-pelarut organik yang berbeda. Lemak adalah
suatu senyawa atau molekul yang terbentuk dari asam lemak atau gliserol. Lemak
dapat dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dengan menggunakan larutan
alkali (Fessenden dan Fessenden, 1997).
Lipid (dari kata yunani Lipos. Lemak)
merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang dicerikan oleh sifat kelarutannya.
Terutama lipid tidak bisa larut dalam air, tetapi larut dalam larutan non polar
seperti eter.(Hart, 2003)
Senyawa-senyawa yang termasuk dalam
lipid terbagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara yang digunakan untuk
penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar yaitu
(Chandra, E., 2006):
1. Lipid
sederhana yaitu eter, asam lemak dan berbagi alcohol. Misalnya pada lilin dan
gliserol.
2. Lipid
gabungan yaitu eter, asam lemak yang mempunyai gugus tambahan misalnya
fosfolipid.
3. Derivat
lipid yaitu senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis. Misalnya lemak dan
gliserol.
Sifat fisika lipid adalah (Chandra, E.,
2006):
1. Tidak
larut dalam air, tetapi larut dala satu atau lebih pelarut organik misalnya
eter, aseton, kloroform, benzene, dan
sering juga disebut pelarut lemak.
2. Ada
hubungan dengan asam lemak dan esternya.
3. Mempunyai
kemungkinan untuk digunakan oleh mehluk hidup.
Selain itu lipid dapat juga dibagi dalam
beberapa golongan berdasarkan kemiripan struktur lazimnya, yaitu (Fessenden dan
Fessenden, 1997.):
1. Asam
lemak adalah asam organic yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak,
baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam kaarboksilat
yang mempunyai rantai karbon yang panjang dengan rumus umum :
O
R – C – OH
Pada umumnya asam lemak
mempunyai jumlah atom karbon yang genap.
2. Lemak
adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol adalah suatu
trihidroksi alkoholl yang terdiri atas tiga atom karbon, jadi tiap atom karbon
mempunyai gugus – OH. Pada lemak saatu molekul gliserol mengikat tiga molkeul
asan lemak. Oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida :
R1 – COO – CH2
R2 – COO – CH
R3 – COO – CH2
Lemak hewan pada umumnya berupa zat
padat pada suhu ruangan sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat
cair.
3. Lilin (wax) adalah ester asam lemak dengan
monohidroksi alcohol yang mempunyai rantai karbon panjang antara 14 sampai 34
atom karbon. Lilin dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan
paus atau lumba-lumba. Lilin dikeluarkan oleh lebah untuk membentuk sarang
tempat penyimpanan madu.
4. Fosfolipid adalah suatu gliserida yang mengandung
fosfor dalam bentuk ester asam fosfat. Oleh karenanya fosfolipid adalah suatu
fosfogliserida.
5. Sfingolipid
adalah senyawa yang mempunyai rumus dan merupakan satu-satunya sfingolipid yang
mengandung fosfat adalah sfingomielin yan terdapat dalam jaringan saraf dan
dalam otak yang mengandung sfingosin dengan beberapa ikatan rangkap.
6. Terpen merupakan senyawa yang kebanyakan
terdiri atas kelipatan dari lima atom karbon.
7. Lipid kompleks adalah lipid yang terdapat
alam bergabung dengan senyawa lain misalnya dengan protein atau dengan
karbohidrat.
Asam lemak jarang terdapat bebas di alam
tetapi terdapat sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Asam lemak
pada umumnya adalah asam monokarboksilat berantai lurus, mempunyai jumlah atom
karbon genap. Asam lemak dapat dijenuhkan atau dapat mempunyai satu atau lebih
ikatan rangkap.
Lemak bisa digolongkan berdasarkan
kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun pembagiaannya yaitu:
·Lemak yang mengandung asam-asam lemak
jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya
lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan.
·Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak
yang mempunyai ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi
dengan reaksi adisi, dimana ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk
asam lemak jenuh .(Salirawati et al,2007)
III.
BAHAN UJI
1. Minyak
kelapa (Oleum Cocos)
2. Minyak
jagung (Oleum Maydis)
3. Minyak
kacang (Oleum Arachidis)
4. Kacang
tanah
5. Kemiri
IV.
PEREAKSI DAN ALAT
Pereaksi yang digunakan : Alat yang
digunakan :
1. Eter 1. Tabung reaksi
2. Petroleum
eter 2.
Pipet tetes
3. Kloroform 3.
Lampu spiritus
4. Etanol 4.
Penangas air
5. Aquadest
6. HCl
2N
7. NaOH
2N
8. KCl
2%
9. Air
sabun
10. Raksa(II)Klorida
11. Iodium
12. Kalium
hydrogen sulfat
V.
CARA KERJA
1. Uji
Noda Lemak
Teteskan minyak lemak pada kertas
saring, biarkan mongering. Amati noda lemak yang jernih dan transparan. Untuk
bahan nabati, lakukan penyaringan dengan eter, kemudian teteskan sari eter pada
kertas saring. Amati noda lemak yang jernih.
2. Uji
Kelarutan
Ambillah satu tetes minyak dan tambahkan
salah satu pelarut bertetes-tetes sampai tepat larut. Catat berapa tetes
pelarut yang digunakan.
3. Uji
Pembentukan Emulsi
Kocok satu tetes minyak kelapa dalam
tabung reaksi dengan 5 ml air. Amati apa yang terjadi. Ulangi percobaan
tersebut dengan penambahan sedikit air sabun.
4. Pembentukan
Sabun
Didihkan 1 ml minyak lemak dalam ml larutan Natrium hodroksida 2N, tambahkan 3
ml air. Amati apa yang terjadi. Bagi larutan menjadi 3 bagian. Netralkan satu
bagian larutan dengan HCl 2N, satu bagian yang lain ditambah dengan kalium
klorida, dan sisanya ditambah dengan magnesium sulfat. Amati apa yang terjadi.
5. Uji
Ketidakjenuhan
Siapkan 2 buah tabung reaksi. Masukkan
kedalam masing-masing tabung 0,5 ml minyak beserta pasangannya (misalnya minyak
jagung dalam minyak kelapa), tambahkan 10 ml kloroform, lalu tambahkan pereaksi
Hubl sampai warna iodum dalam iodoform tetap, yaitu ungu. Catat volume pereaksi
Hubl yang digunakan. Kesimpulan apa yang dapat anda ambil !
VI.
HASILPENGAMATAN
1. Uji
Noda Lemak
a. Oleum
Arachidis
saat diteteskan, menyebar, tapi masih
ada yang menggumpal ditengah, agak lama keringnya, lama-lama penyebaran
sempurna
b. Oleum
Cocos
saat diteteskan, minyak menyebar
sempurna, tanpa ada gumpalan, dan minyak cepat kering
c. Kacang
tanah
setelah disaring dan dikeringkan,
seperti timbul warna kuning
d. Kemiri
setelah disaring dan dikeringkan,
penyebaran lebih sempurna dan lebih transparan

2. Uji
Kelarutan
a. PE
·
25 tetes Oleum Cocos + 10 tetes PE →
larutan jernih
·
25 tetes aquadest + 10 tetes PE → awalnya
ada gumpalan, lama-lama kuning jernih
b. CHCl3
·
25 tetes Oleum Cocos + 10 tetes CHCl3
→ larutan jernih
·
25 tetes Oleum Arachidis + 7 tetes CHCl3
→ larutan jernih
c. Etanol
·
25 tetes Oleum Cococ + 5 tetes etanol →
awalnya larutan jernih, lama-lama membentuk Kristal
·
25 tetes OleumArachidis + 5 tetes etanol
→ awalnya larutan jernih, lama-lama ada gelembung dan berubah menjadi Kristal

3. Uji
Pembbentukan Emulsi
a. 10
tetes Oleum Arachidis + 5 ml aquadest (bening) → dikocok, larutan menjadi
keruh, air dan Oleum Arachidis memisah
b. 10
tetes Oleum Cocos + 5 ml aquadest (bening) → dikocok, larutan tetap jernih, air
dan Oleum Cocos memisah
c. 10
tetes Oleum Arachidis + 5 ml aquadest + 1 ml air sabun → didkocok, larutan
keruh berbusa (sedikit), laruta air dan minyak menyatu
d. 10
tetes Oleum Cocos + 5 ml aquadest + 1 ml air sabun → dikocok, larutan keruh dan
busa lebih banyak, larutan air dan minyak menyatu
4. Pembentukan
Sabun
a. Oleum
Cocos
mendidihkan 1 ml minyak lemak (Oleum
Cocos) + 2 ml larutan NaOH 2N + 3ml aquadest → mendidih
yang terjadi → minyak kelapa dan air
terpisah (tidak tercampur)
·
3 ml larutan dinetralkan dengan HCl 3 ml
→ cairan tercampur dan adanya sabun dalam larutan
·
3 ml larutan dinetralkan dengan KCl 2% 3
ml → cairan tercampur dan adanya sabun dalam larutan
b. Oleum
Arachidhis
mendidihkan 1 ml minyak lemak
(OleumArachidis) + 2 ml larutan NaOH 2N + 3 ml aquadest → mendidih
yang terjadi → Oleum Arachidis dan
aquadest terpisah (tidak tercampur)
·
3 ml larutan dinetralkan dengan HCl 3 ml
→ cairan tercampur dan adanya sabun dalam larutan
·
3 ml larutan dinetralkan dengan KCl 3 ml
→ cairan tercampur dan adanya sabun dalam larutan

5. Uji
Ketidakjenuhan
a. Larutan
pembanding
·
0,5 ml aquadest + 10 ml kloroform + 2
tetes larutan iodium → warna larutan merah muda
·
0,5 ml Oleum Arachidis + 10 ml kloroform
+ 3 tetes larutan iodium → warna larutan merah muda
·
0,5 ml Oleum Cocos + 10 ml kloroform + 3
tetes larutan iodium → warna larutan merah muda
Kesimpulan : Oleum
Cocos dan Oleum Arachidis merupakan minyak jenuh, dilihat dari warna pembanding
(aquadest)
VII.
PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan
yaitu dengan menggunakan uji kelarutan / daya larut, uji noda lemak, uji
pembentukan emulsi, uji penyabunan dan uji ketidakjenuhan dapat diketahui
bagaimana kelarutan daripada lemak didalam dan minyak serta untuk apakah lemak
dan minyak dapat menghasilkan sabun setelah direaksikan dengan beberapa larutan
dan dilakukan dengan beberapa perlakuan.
Pada salah satu percobaan uji kelarutan
dilakukan pengujian larutan minyak dengan etanol, disini etanol bersifat
semipolar, yaitu dapat bereaksi dengan larutan polar maupun nonpolar. Setelah
minyak direaksikan dengan etanol dapat dilihat reaksinya yaitu terbentuk 2
fasse dimana etanol berada di lapisan atas. Etanol hanya dapat bereaksi / larut
sebagian dengan minyak karena sifat semmipolarnya. Reaksi selanjutnya yaitu uji
penyabunan, pada percobaan uji penyabunan sampel yang digunakan adalah Oleum Cocos dan Oleum Arachidis. Semua sampel
ditambahkan larutan NaOH dan aquadest kemudian larutan dididihkan, setelah itu
dinetralkan dengan larutan HCl dan KCl dihasilkan busa dalam tabung reaksi, hal
ini menandakan bahwa campuran larutan dengan sampel menghasilkan sabun. Pada
uji noda lemak kami menguji sampel Oleum Arachidis, Oleum Cocos, kacang tanah,
dan kemiri. Semua sampel kami totolkan pada kertas saring dan hasil dari Oleum
Cocos dan Oleum Arachidis lebih jernih dan lebih transparan, sedangkan hasil
noda dari kacang tanah dan kemiri meninggalkan noda sedikit kekuningan dan tidak
transparan.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada
uji noda lemak dihasilkan noda lemak pada Oleum Arachidis dan Oleum Cocos
meninggalkan noda yang jernih dan transparan sedangkan hasil dari kacang tanah
dan kemiri meninggalkan noda sedikit kekuningan dan tidak transparan.
2. Minyak
lemak atau lemak memiliki daya larut yang sama, yaitu tidak dapat larut dalam
pelarut polar, namun bereaksi atau larut dalam pelarut nonpolar. Jadi dapat
disimpulkan minyak lemak dan lemak merupakan larutan nonpolar.
3. Pada
reaksi pembentukan emulsi Oleum Arachidis dan Oleum Cocos direaksikan dengan
aquadest menghasilkan larutan tidak tercampur, sedangkan Oleum Arachidis dan
Oleum Cocos direaksikan dengan aquadest dan ditambahkakn sedikit air sabun
menghasilkan larutan dapat tercampur.
4. Reaksi
penyabunan dilakukan dengan melarutkan lemak atau minyak kedalam aquadest dan
NaOH 2N, kemudian di didihkan. Saat direaksikan tidak terjadi perubahan warna,
hasilnya minyak lemak dan aquadest tidak dapat tercampur.
5. Reaksi
uji ketidakjenuhan dihasilkan Oleum Cocos dan Oleum Arachidis merupakan minyak
jernih dilihat dari warna larutan pembanding (aquadest).
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia Edisi ketiga. Jakarta
: EGC.
Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional Edisi 3.
Surabaya : Airlangga University
Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry)
Edissi 17. Jakarta : EGC
Kay, E.R.M. 1966. Biochemistry : An Introduction to Dynamic Biology.
Collier-Macmillan.Canada.
Kuchel, P., G. B. Ralston. 2006. Biokimia. Schaum. Terjemahan. Erlangga.
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar