PERCOBAAN
IV
PEMERIKSAAN
MINYAK ATSIRI
I.
TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini,
mahasiswa diharapkan mengetahui sifat sifat minyak atsiri dan dapat melakukan
cara-cara untuk mengindentifikasi bahan alami nabati yang mengandung minyak
atsiri baik secara organoleptis, mikroskopis, maupun kimiawi.
II.
DASAR TEORI
Minyak Atsiri, atau dikenal juga sebagai Minyak Eteris (Aetheric
Oil), Minyak Esensial, Minyak Terbang, serta Minyak Aromatik, adalah
kelompok besarminyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang
namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak Atsiri merupakan bahan dasar
dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam
perdagangan,sulingan Minyak Atsiri dikenal sebagai bibit minyak
wangi.
Minyak
atsiri secara umum di bagi menjadi dua kelompok. Pertama, minyak atsiri yang
komponen penyusunnya sukar untuk dipisahkan, seperti minyak nilam dan minyak
akar wangi. Minyak atsiri kelompok ini lazimnya langsung digunakan tanpa
diisolasi komponen-komponen penyusunnya sebagai pewangi berbagai produk. Kedua,
minyak atsiri yang komponen-komponen senyawa penyusunnya dapat dengan mudah
dipisahkan menjadi senyawa murni, seperti minyak sereh wangi, minyak daun
cengkeh, minyak permen dan minyak terpentin. Senyawa murni hasil pemisahan
biasanya digunakan sebagai bahan dasar untuk diproses menjadi produk yang lebih
berguna.
Ciri-ciri minyak
atsiri :
Minyak
atsiri bersifat mudah menguap karena titik
uapnya rendah.
Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama dihidung) sehingga seringkali memberikan
efek psikologis tertentu. Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan
campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Karena
pengaruh psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen penting dalam aromaterapi atau kegiatan-kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga atauayurveda.
III.
BAHAN UJI
Bahan yang diperiksa :
§ Minyak
Cengkeh (Oleum Caryphilli)
§ Minyak
Mentha (Oleum Menthae piperitae)
§ Minyak
Kayu Manis (Oleum Cinnamomi)
§ Minyak
Kayu Putih (Cajuputi Oil)
§ Oleum
Anisi
§ Minyak
goreng (Coconut Oil)
§ Minyak
Jagung (Corn Oil)
§ Minyak
Kedelai
IV.
PEREAKSI DAN ALAT
a. Bahan
yang digunakan :
§ Larutan
Ferri klorida
§ Natrium
klorida jenuh
§ Petroleum
eter
§ Kloroform
§ Etanol
§ Natrium
nitrit
§ Fenilhidrazin
hidroklorida
§ Asam
asetat glacial
§ Natrium
hidroksida
b. Alat
yang digunakan :
§ Gela
objek
§ Gelas
penutup
§ Mikroskop
§ Tabung
reaksi besar
V.
CARA KERJA
A. Identifikasi
minyak atsiri secara umum
1. Teteskan
satu tetes minyak atsiri pada permukaan air, maka minyak atsiri akan menyebar
dan air tidak akan menjadi keruh. Bandingkan dengan minyak lemak.
2. Teteskan
satu tetes minyak atsiri pada sepotong kertas saring. Bila dibiarkan, maka
minyak atsiri akan menguap dengan sempurna tanpa meninggalkan noda transparan.
Bandingkan dengan minyak lemak.
3. Kocoklah
1 ml minyak atsiri dengan 1 ml larutan natrium klorida jenuh dalam tabung
reaksi, biarkan memisah kembali. Volume lapisan air tidak boleh bertambah.
4. Ukurlah
kelarutan minyak atsiri dalam etanol, petroleum eter, dan kloroform. Hitung
beberapa tetes pelarut yang diperlukan untuk melarutkan dengan sempurna satu
tetes minyak atsiri.
5. Deteksi
adanya senyawa fenol dalam minya atsiri. Cara : ke dalam 2 ml larutan minyak
atsiri (25% dalam etanol 95% netral) tambahkan setetes larutan Ferri klorida.
Amati warna yang terjadi.
6. Deteksi
terjadinya reduksi volume minyak atsiri yang mengandung fenol dan turunannya.
Cara : ke dalam 2 ml minyak atsiri, tambahkan larutan Natrium hidroksida. Kocok
pelan-pelan dan amati apakah terjadi reduksi volume.
B. Identifikasi
komponen khusus dalam minyak atsiri
1. Uji
Osazon untuk Oleum Cinnamomi
Sari 50 mg Cinnamomi Cortex dengan 1 ml
kloroform. Sari dibiarkan mongering diatas gelas objek, kemudian dicampur
dengan 2 tetes larutan fenilhidrazin hidroklorida dalam air. Amati Kristal yang
terbentuk di bawah mikroskop.
2. Uji
terhadap adanya eugenol dalam Oleum Caryophylli
Setetes minyak diteteskan masing masing
pada dua buah gelas objek. Pada salah satu gelas objek ditambahkan setetes
larutan Natrium hidroksida 3% dijenuhi dengan kalium bromide.Amati kristal
Natrium eugenolat yang terbentuk dibawah mikroskop. Pada gelas objek yang lain
ditambah 2 tetes larutan besi (III) klorida, amati warna yang terjadi.
3. Uji
perbedaan Cubeba Fructus dan Piperis nigri Fructus
Teteskan setetes asam sulfat pekat pada
serbuk Cubeba Fructus dan Piperis nigri Fructus pada gelas objek. Amati warna
yang terjadi dengan latar belakang putih.
4. Uji
adanya Felandren
Kocoklh 100 mg serbuk Piperis nigri Fructus
dalam 5 ml petroleum eter, saring. Filtat dicampur dengan 5 ml Natrium nitrit
(dibuat dan 5 g Natrium nitrit dalam 8 ml air), kemudian tambahkan 5 ml asam
asetat glacial sedikit demi sedikit. Tunggu selama 10 menit sampai terbentuk
Kristal. Amati Kristal yang terbentuk di bawah mikroskop.
VI.
PEMBAHASAN
A. Identifikasi
minyak atsiri secara umum
1. Membandingkan
minyak atsiri dan minyak lemak pada permukaan air
a. Air
+ 1 tetes minyak cengkeh → minyak menyebar dan tidak keruh, air tidak bercampur

b. Air
+ 1 tetes minyak menthe → minyak menyebar dan tidak keruh

c. Air
+ 1 tetes minyak kayu manis → minyak menyebar dan tidak keruh

d. Air
+ 1 tetesminyak kayu putih → minyak menyebar dan tidak keruh

e. Air
+ 1 tetes Oleum Anisi → minyak menyebar dan tidak keruh

f. Air
+ 1 tetes minyak lemak → cairan kental tidak menyatu dan jernih

2. Membandingkan
minyak atsiri dan minyak lemak pada kertas saring
Semua sampel minyak atsiri menguap
dengan sempurna dan cepat kering. Sedangkan pada minyak lemak keringnya agak
lama dan noda pada kertas saring terlihat transparan lebih gelap.

3. Membandingkan
minyak atsiri dan natrium klorida
a. 1
ml minyak kayu putih + 1 ml natrium klorida → volume minyak kayu putih naik,
warna agak keruh putih
b. 1
ml minyak kayu manis + 1 ml natrium klorida → volume minyak kayu manis tetap,
warna kuning
c. 1
ml minyak anisi + 1 ml natrium klorida → volume minyak anisi tetap, larutan
jernih
d. 1
ml minyak menthae + 1 mlnatrium klorida → volume minyak menthae tetap, larutan
jernih
e. 1
ml minyak cengkeh + 1 ml natrium klorida →
volume minyak cengkeh tetap, warna kuning
4. Mengukur
kelarutan minyak atsiri dalam etanol, petroleum eter, dan kloroforn.
a. Dengan
Etanol
§ minyak
kayu putih 25 tetes + etanol 5 tetes
§ minyak
kayu manis 25 tetes + etanol 4 tetes
§ minyak
menthae 25 tetes + etanol 8 tetes
§ minyak
cengkeh 25 tetes + etanol 5 tetes
§ minyak
anisi 25 tetes + etanol 7 tetes
b. Dengan
Petroleum eter
§ minyak
kayu putih 25 tetes + Petroleum eter 10 tetes
§ minyak
kayu manis 25 tetes + Petroleum eter 7 tetes
§ minyak
menthae 25 tetes + Petroleum eter 6 tetes
§ minyak
cengkeh 25 tetes + Petroleum eter 4 tetes
§ minyak
anisi 25 tetes + Petroleum eter 5 tetes
c. Dengan
Kloroform
§ minyak
kayu putih 25 tetes + Kloroform 20 tetes
§ minyak
kayu manis 25 tetes + Kloroform 20 tetes
§ minyak
menthae 25 tets + Kloroform 30 tetes
§ minyak
cengkeh 25 tetes + Kloroform 20 tetes
§ minyak
anisi 25 tetes + Kloroform 15 tetes
5. Deteksi
adanya senyawa fenol dalam minyak atsiri
a. minyak
cengkeh + ferri klorida
perubahan warna : saat ditetesi ferri
klorida larutan berwarna biru lalu memudar, warna kuning dibawah dan jernih
diatas.
b. minyak
menthae + ferri klorida
perubahan warna : tidak terjadi
perubahan warna, minyak di atas etanol dibawah
c. minyak
kayu putih + ferri klorida
perubahan warna : tidak terjadi
perubahan warna, minyak diatas etanol dibawah dan terdapat cincin pemisah
d. minyak
kayu manis + ferri klorida
perubahan warna : tidak terjadi
perubahan warna, minyak diatas etanol dibawah
e. minyak
anisi + ferri klorida
perubahan warna : tidak terjadi
perubahan warna, minyak diatas etanol dibawah
6. Deteksi
terjadinya reduksi volume minyak atsiri yang mengandung fenol dan turunannya
a. Minyak
Cengkeh
§ terjadi
reduksi volume, karena volume berkurang
sebelum
ditambah ferri klorida setelah
ditambah ferri klorida


b. Minyak
Menthae
§ terjadi
reduksi volume, karena volume berkurang
sebelum
ditambah ferri klorida setelah
ditambah ferri klorida


c. Minyak
Cinnamomi
§ terjadi
reduksi volume, karena volume berkurang
sebelum
ditambah ferri klorida setelah
ditambah ferri klorida


d. Minyak
Cajuputi
§ terjadi
reduksi volume, karena volume berkurang
sebelumditambah
ferri klorida setelah ditambah
ferri klorida


e. Minyak
Anisi
§ terjadi
reduksi volume, karena volume berkurang
setelah
ditambah ferri klorida

B. Identifikasi
komponen Khusus dalam Minyak Atsiri
1. Uji
Osazon untuk Oleum Cinnamomi
sari Cinnamomi + 1 ml klorofrom → kering
diatas objek glass → kering, lalu + 2 tetes larutan fenilhidrazin HCl dalam air
Kristal yang terbentuk :

2. Uji
terhadap adanya eugenol dalam Oleum Caryophylli
a. objek
glass I
Oleum Caryoophylli + larutan NaOH + KBr 1
tetes → Oleum Caryophylli tidak bereaksi dengan larutan garam NaOH + KBr
sehingga tidak terjadi kristal
b. ojek
glass II
awalnya Oleum Caryophylli berwarna
jernih + larutan besi (warna jernih) di diamkan →
berwarna kuning lama-lama coklat kekuningan.
kristal yang terbentuk
:

3. Uji
perbedaan Cubeba Fructus dan Piperis nigri Fructus
Uji Piperis nigri Fructus setelah
ditetesi dengan asam sulfat ada perubahan warna serbuk. Serbuk yang awalnya
berwarna putih kekuningan berubah menjadi coklat muda lama kelamaan menjadi
coklat tua.

4. Uji
adanya Felandren
Piperis nigri Fructus + 5 ml Petroleum
eter (diamkan 15 menit, saring) → filtrate dicampur dengan 5 ml larutan Natrium
nitrit, tambahkan 5 ml asam asetat glacial diamkan 10 menit, ambil sedikit
campuran, taruh dalam objek glass. Kristal yang dihasilakn putih bergerombol.
VII.
KESIMPULAN
Minyak
atsiri (minyak menguap = volatile oil) adalah jenis minyak yang berasal dari
bahan nabati, bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami peruraian
dan apabila dibiarkan terbuka dan memiliki bau seperti tanaman asalnya (khas).
Minyak
atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu susunan
senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga
sering sekali memberikan efek psikologi tertentu.
Minyak
atsiri merupakan senyawa yang penting sebagai dasar wewangian alat dan juga
untuk rempah-rempah serta sebagai cita rasa dalam industri makanan. Pada
industri minuman beralkohol bermanfaat dalam pembuatan butter, cordials, rums,
vermouths, whiskies, wines, dan sebagainya.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Surahman
dan Murti Herawati. 2001. Farmakognosi jilid II. Jakarta :
Departemen Kesehatan
Widyastuti,
kiki dkk. 2001. Farmakognosi jilid I. Jakarta : Departemen kesehatan
Ketaren.
1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta : Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar